IRAN SIAP DENGAN SENJATA “RAHASIA”
Iran menyatakan telah menyiapkan senjata rahasia yang akan digunakannya
pada saat yang tepat, yaitu jika diserang. Senjata rahasia tersebut
menurut Iran akan membuat musuh terkejut saat digunakan.
“Republik Islam Iran memiliki banyak kemampuan tersembunyi yang akan
digunakan pada saat yang tepat. Kami belum menampakkan semua kemampuan
kami,” kata menteri pertahanan Iran Jenderal Ahmad Vahidi kepada media
Iran “FNA”, Selasa lalu (28/2).
Pernyataan tersebut dikeluarkan sebagai tanggapan atas peningkatan
militer Amerika dan sekutu-sekutunya di sekitar Iran sebagai persiapan
serangan terhadap Iran.
“Saat ini Amerika sangat takut bahwa sebuah insiden akan terjadi dan mereka ternyata tidak sanggup melawan Iran,” tambah Vahidi.
Iran telah berulangkali memberikan peringatan kepada Amerika dan
Israel bahwa Iran telah siap menghadapi serangan dan akan membalas
setiap aksi militer terhadapnya dengan balasan yang lebih keras.
“Iran bukan negara yang tetap tinggal diam dan hanya mengamati semua
ancaman dari “kekuatan-kekuatan materialis rapuh yang digerogoti cacing
di dalam tubuhnya”,” kata pemimpin tertinggi Iran Ayotollah Sayyed
Khamenei di hadapan para taruna militer Iran November tahun lalu.
“Siapapun yang berfikir untuk menyerang Iran, atau bahkan sekedar
terlintas pikiran untuk menyerang Iran, harus siap-siap mendapat balasan
lebih keras dari tangan besi militer Iran, Tentara Pengawal Republik
Iran, serta milisi Basij yang didukung oleh seluruh rakyat Iran,” tambah
Khamenei saat itu.
Rudal S-300
Pernyataan menhan Iran di atas secara tidak langsung mengklarifikasi
dugaan kepemilikan sistem pertahanan udara S-300 oleh Iran meski Rusia
telah membatalkan penjualan sistem persenjataana tersebut tahun lalu
karena larangan PBB.
Sumber-sumber inteligen internasional menyebutkan bahwa setelah Rusia
membatalkan penjualan tersebut, Iran berhasil mendapatkan 4 set S-300, 2
dari Belarusia dan 2 lagi dari sumber yang masih belum diketahui. Meski
Rusia dan Iran membantah laporan-laporan tersebut, sudah menjadi
pengetahuan umum di kalangan diplomat bahwa teknisi-teknisi Iran telah
mendapatkan pelatihan penanganan sistem persenjataan canggih tersebut di
Rusia.
Dugaan kepemilikan senjata yang ditakuti Amerika dan Israel tersebut
semakin kuat dengan kedatangan dua kapal perang Iran ke Syria bulan lalu
menyusul kedatangan flotilla kapal perang Rusia ke Syria akhir tahun
lalu. Laporan-laporan inteligen menyebutkan Rusia diam-diam telah
memasok S-300 kepada Syria dan Iran. Kedatangan kapal-kapal perang Iran
tersebut untuk menjemput senjata-senjata tersebut.
S-300 sebenarnya bukan sistem pertahanan udara paling canggih yang
dibuat Rusia karena Rusia telah mengembangkan sistem persenjataan yang
lebih baru, yaitu S-400. Namun demikian sampai saat ini S-300 masih
dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling canggih yang
bisa menetralisir keunggulan angkatan udara Amerika dan Israel atas Iran
serta menggagalkan skenario serangan udara Amerika dan Israel atas
sarana-sarana nuklir Iran. S-300 mampu mendeteksi secara simultan 100
target sekaligus dan menembak jatuh 12 rudal dan pesawat musuh
sekaligus.
IRAN SANGGUP “MEMBAJAK” SETIAP RUDAL AMERIKA
Pejabat militer Iran, Jendral Farzad Esmaeli baru-baru ini mengklaim
bahwa Iran memiliki kemampuan untuk “membajak” setiap rudal yang
diarahkan ke Iran, membelokkan arah dan meledakkannya di udara. Jika
klaim ini benar, maka Iran telah memiliki kemampuan yang sangat
signifikan untuk menggagalkan setiap serangan militer terhadapnya
sebagaimana rencana serangan Israel dan Amerika yang gencar diberitakan
akhir-akhir ini.
“Setiap rudal yang diarahkan ke Iran akan
dihancurkan atau dibelokkan arahnya dari sasaran dan mengarah ke sasaran
yang kami tentukan,” kata Jendral Farzad kepada kantor berita Iran
FARS,
Senin (30/4). Pernyataan tersebut terkait dengan berita digelarnya
senjata-senjata canggih Amerika di negara-negara Teluk, seperti pesawat
tempur F-22 Raptor serta sistem pertahanan udara terbaru Amerika.
Jendral Farzad menyindir penggelaran senjata-senjata Amerika tersebut
menunjukkan kelemahan pertahanan negara-negara teluk tersebut.
Bulan Maret lalu menlu Amerika Hillary Clinton usai pertemuannya
dengan pemimpin Saudi Arabia mengatakan bahwa Amerika akan menggelar
sistem pertahanan udara di negara-negara Teluk Parsia untuk menghadapi
ancaman Iran.
Meski sebagian ahli meragukan klaim Iran tersebut sebagaimana klaim
Iran yang sanggup memproduksi massal pesawat tanpa awak Amerika,
kemampuan Iran membajak pesawat tempur tanpa awak RQ-170 Sentinel
membuat sebagian ahli percaya dengan klaim tersebut. Meski Amerika
berusaha mengaburkan kabar tersebut dengan mengklaim pesawat tersebut
ditembak jatuh, gambar pendaratan mulus pesawat tersebut di wilayah Iran
menunjukkan kemampuan Iran membajak obyek-obyek udara Amerika.
RUDAL IRAN SAINGI RUDAL RUSIA
Iran mengumumkan telah berhasil mengembangkan sistem rudal pertahanan
udara yang lebih canggih dari rudal canggih Rusia, S-300. Rudal yang
diduga dibuat Iran atas bantuan Rusia dan Cina ini diperkirakan akan
bisa menggagalkan serangan Amerika-Israel atas Iran.
Brigjen Farzad Esmaeli beberapa waktu lalu mengklaim bahwa rudal
buatan Iran yang diberi nama sandi “Bavar 373″ ini lebih canggih dari
S-300 dan bakal menjadi saingan rudal-rudal pertahanan udara canggih
Rusia seperti S-300 serta rudal S-400 yang masih disembunyikan Rusia,
dalam pasar perdagangan senjata internasional di masa mendatang.
“Bavar 373″ merupakan sistem pertahanan udara yang dibuat Iran untuk
menggantikan S-300 yang gagal dibeli Iran dari Rusia karena larangan PBB
terkait program nuklir Iran. Diyakini sebagai kompensasi kegagalan
penjualan tersebut, juga terkait dengan dibukanya akses terhadap pesawat
tanpa awak Amerika canggih yang dijatuhkan Iran bagi para ahli Rusia,
Rusia membantu pengembangan rudal “Bavar 373″ ini. Diduga kuat Cina
serta Korea Utara juga terlibat dalam pengembangan “Bavar 373″. Sistem
senjata canggih buatan domestik ini akan segera digelar di seluruh Iran
terutama untuk melindungi obyek-obyek vital Iran seperti fasilitas
nuklirnya.
Sumber-sumber militer Iran menyebutkan bahwa “Bavar 373″ adalah
sistem senjata yang mobil, setiap peluncur memiliki 4 rudal terpasang,
juga bisa dipasang pada peluncur rudal sejenis seperti sistem rudal
Tor-M1 buatan barat. Sumber-sumber inteligen menyebutkan Iran sebelumnya
juga telah memiliki 4 sistem pertahanan rudal S-300 selain beberapa
sistem pertahanan rudal lainnya. Dengan keberadaan senjata-senjata
tersebut Iran percaya setiap serangan udara Amerika-Israel bisa dapat
dimentahkan.
IRAN ANCAM HANCURKAN PANGKALAN MILITER RAHASIA AMERIKA DI ISRAEL
Iran kembali memberikan peringatan keras terkait rencana serangan
militer Amerika dan Israel terhadap fasilitas nuklir miliknya. Iran akan
menghancurkan pangkalan-pangkalan militer rahasia Amerika di wilayah
Palestina yang diduduki Israel dengan rudal-rudal jarak jauhnya.
“Amerika memiliki beberapa pangkalan militer rahasia di beberapa
tempat di Palestina yang menjadi tempat penyimpanan senjata, bom-bom
pintar, rudal dan perlangkapan militer lainnya. Juga terdapat fasilitas
rumah sakit yang bisa menampung 500 pasien. Jika Israel menyerang Iran,
maka pangkalan-pangkalan itu akan menjadi target rudal-rudal Iran,” kata
seorang diplomat senior Iran sebagaimana dikutip
“Basij News“, media resmi satuan milisi Basij Iran.
Menurut diplomat yang tidak disebutkan namanya itu salah satu
pangkalan militer rahasia Amerika itu terdapat di kota Herzliya, lainnya
berada di dekat Ben Gurion Airport. Selain itu juga terdapat fasilitas
yang yang sama di pangkalan udara Israel di Ovda dan Nevatim. Menurut
diplomat bersangkutan, nilai dari persenjataan Amerika di
pangkalan-pangkalan militer tersebut melebihi $1 miliar.
“Pangkalan militer Amerika di wilayah pendudukan
dianggap sebagai fasilitas rahasia, sebagian besar darinya berada di
bawah tanah. Pangkalan-pangkalan militer itu disebut dengan kode “Base
51″ untuk tempat penyimpanan senjata, “Base 53″ untuk pangkalan yang
berada di pangkalan udara Israel, dan “Base 54″ untuk fasilitas rumah
sakit yang berada dekat Tel Aviv. Sedangkan “Base 55″ dan “56″ adalah
untuk pangkalan yang berisi cadangan amunisi dan perlengkapan perang,”
kata diplomat tersebut.
Diplomat tersebut juga menyebutkan sebuah pangkalan militer di Tepi
Barat yang dibuat oleh perusahaan Jerman tempat penyimpanan senjata
Amerika. Pangkalan tersebut diawasi oleh 150 tentara Amerika dan berada
di bawah pengawalan ketat militer Israel.
Laporan “
Basij News” mengindikasikan bahwa meski Amerika
tidak terlibat aktif dalam penyerangan terhadap Iran, setiap serangan
oleh Israel akan mengakibatkan pangkalan-pangkalan militer Amerika di
Israel menjadi sasaran serangan balasan Iran.
Sementara itu penasihat militer pemimpin tertinggi Iran, Mayjend
Rahim Safavi menggambarkan keberadaan orang-orang yahudi di Israel
sebagai “sangat riskan”. Kepada kantor berita “
Fars News Agency”
baru-baru ini ia mengatakan, “Para zionis hidup dalam kondisi dimana
jika mereka menyerang Iran, maka sekitar 1 juta orang yahudi di Isael
akan meninggalkan Israel dalam 1 atau 2 minggu saja. Orang-orang yahudi
sangat riskan berada di sana.”
Safavi yang merupakan mantan komandan Tentara Pengawal Revolusi
minggu lalu mengatakan, “Semua tanda di kawasan Timur Tengah
mengindikasikan kehancuran regim zionis dan hilangnya keberadaan mereka
dari peta bumi.”
Safevi mengingatkan bahwa Amerika telah menghabiskan trilunan dolar
dalam perang 9 tahunnya di Irak dan telah kehilangan lebih dari 5 ribu
prajuritnya, namun tetap gagal menguasai Irak. Demikian juga petualangan
Amerika di Afghanistan yang mengalami kegagalan total.
“Dukungan Amerika terhadap Israel akan meningkatkan kebencian di
kalangan umat Islam dan akan membuat Amerika harus membayar mahal.
“Allah sudah menjanjikan kemenangan umat Islam atas orang-orang kafir zionis,” tambahnya.
AMERIKA AKHIRNYA AKUI KEHEBATAN MILITER IRAN
Latihan perang yang digelar Iran baru-baru ini, “Great Prophet 7″
mungkin telah membuat para analis militer Amerika terkesan. Dalam salah
satu bagian latihan tersebut Iran berhasil meluncurkan rudal anti-kapal
balistiknya, “Khalij Fars” yang sukses menghancurkan sasaran di tengah
laut.
Padahal teknologi rudal balistik termasuk paling rumit dalam bidang
teknologi rudal. Menembakkan rudal ke ketinggian tertentu dan sudut
tertentu dan membiarkannya jatuh sendiri dengan gaya gravitasi menuju
titik sasaran, membutuhkan teknologi navigasi yang sangat canggih, dan
Iran telah menguasai teknologi itu. Namun tentu bukan karena kecanggihan
“Khalij Fars” saja yang membuat para ahli militer Amerika mengakui
kehebatan militer Iran hingga departemen pertahanan mereka membuat
laporan ke lembaga legislatif (Congress) tentang kehebatan itu.
Dalam laporan yang dibuat tgl 29 Juni dan ditandatangani menhan Amerika Leon Panetta itu disebutkan:
“Iran
has boosted the lethality and effectiveness of existing systems by
improving accuracy and developing new submunition payloads that extend
the destructive power over a wider area than a solid warhead“.
Artinya kira-kira adalah: Iran telah berhasil mengembangkan rudal
berdaya hancur dan keakurasian tinggi, dan dengan daya jangkau yang
lebih jauh dari rudal biasa. Selain itu laporan juga menyebutkan
keberhasilan Iran membangun kapal-kapal dan kapal selam sendiri.
Dalam laporan yang dibagikan kepada 4 anggota komite pertahanan
Congress minggu lalu itu disebutkan secara umum “kemampuan asimetrik
Iran yang didisain untuk menghadapi kekuatan militer barat”. Laporan
juga memberikan kesimpulan umum tentang apa yang pernah menjadi
perguncingan para politisi dan analis militer tentang program nuklir
Iran, hubungan Iran dengan Syria, Hizbollah dan Hamas serta
kelompok-kelompok Shiah Irak.
Namun yang lebih menghebohkan adalah laporan itu juga menyebutkan
bahwa Iran, dengan dukungan sekutu-sekutu asingnya, akan sanggup membuat
rudal balistik antar-benua pada tahun 2015. Negara-negara maju seperti
Inggris dan Perancis mungkin telah memiliki teknologi ini, namun hingga
saat ini pun belum mengembangkan senjata ini. Selain membutuhkan sistem
pemandu canggih, rudal ini membutuhkan material tertentu yang sulit
didapat karena harus tahan terhadap suhu tinggi yang diakibatkan gesekan
udara dengan permukaan rudal yang ditembakkan hingga ke lapisan
tertinggi atmosfir.
PENINGKATAN KEAKURASIAN DAN KEKUATAN
“Ada bukti-bukti kuat bahwa Iran tengah meningkatkan keakurasian dan
daya hancur rudal-rudal mereka. Laporan-laporan pemerintah selama ini
telah meremehkan keakurasian dan efektifitas rudal-rudal Iran,” komentar
analis dari
Congressional Research Service Iran, Kenneth Katzman. Menurut Katzman laporan terbaru tersebut telah memberikan apresiasi terhadap kemampuan militer Iran.
“Iran akan menunjukkan kemampuan besarnya dalam mempertahankan
wilayahnya. Kami telah memberikan penilaian dengan keyakinan tinggi
bahwa selama 30 tahun Iran telah membangun jaringan “teroris yang
didukungnya” yang mampu menyerang kepentingan-kepentingan Amerika dan
Israel,” tulis laporan tersebut.
Laporan juga menyebutkan kemampuan Iran membuat rudal jarak jauh yang
bisa menjangkau Israel dan Eropa Timur. Rudal itu termasuk rudal
“Shahab 3″ yang berdaya jangkau hingga 2.000 km dan rudal balistik yang
tidak disebutkan namanya. Selain itu laporan juga mengkonfirmasi Iran
telah menempatkan rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat.
“Iran, seperti halnya Cina, tengah mengembangkan dan menempatkan
rudal balistik jarak menengah dengan alat pencari yang mampu
mengidentifikasi dan dan menghancurkan sasaran-sasaran bergerak seperti
kapal,” tulis laporan itu.
“Teknologi ini memungkinkan untuk melakukan serangan terhadap sasaran-sasaran darat,” tambahnya.
Kementrian pertahanan Amerika (Pentagon) menyoroti 3 latihan perang
yang dilakukan Iran tahun ini yang disebutnya sebagai unjuk kemampuan
pertahanan dan penyerangan Iran.
100 x LEBIH KUAT
Di sisi lain pemimpin tertinggi Iran, Imam Sayyed Ali Khamenei
manyatakan bahwa saat ini Iran 100 kali lebih kuat dari kekuatan Iran 30
tahun lalu, meski harus menghadapi sanksi-sanksi barat sejak tahun
1979.
Pernyataan tersebut dikeluarkan Khamenei saat memberi sambutan dalam
acara konperensi internasional wanita “Islamic awakening” yang digelar
di Teheran baru-baru ini.
“Barat telah membual tentang dampak sanksi-sanksi mereka terhadap
Iran, namun mereka tidak mengetahui bahwa mereka telah memicu semangat
rakyat Iran dengan memberlakukan sanksi-sanksi selama 30 tahun
terakhir,” kata Khamenei dalam sambutannya.